The Story Of My Life [chapter 1]

THE STORY OF MY LIFE

cover

Author : Alice Abbys

Cast :

  1. Han jina
  2. Kim woobin
  3. Kim sunhee
  4. Lee jongsuk
  5. Shin won ho
  6. Kim jongin
  7. Kim taemin
  8. Choi hyunji

 

Genre : romance

Rating : PG-15

Length : chaptered

annyeong. suci imnida. konnichiwa minna-san. ini FF pertama yang kupublish. RCL please. ^_^

 

Chapter 1

Don’t find love…

Let love find you…

That’s why it’s called falling in love

Because you don’t force yourself to fall…

You just fall…

Seoul, south korea

Sunday, May 4th 2014  7.30 pm

Blue café, itaewon

ji-na`s POV

“aku ingin kita putus!” . kata-kata itu diucapkannya. Akhirnya diucapkannya juga, pikirku. Aku tidak heran lagi mendengarnya. Karena aku tahu apa yang dilakukannya dengan wanita lain dibelakangku.

“maaf, tapi aku tidak bisa lagi melanjutkan hubungan kita. Aku, aku sudah lelah. Aku.. aku minta maaf.” Ujarnya lagi sebelum akhirnya ia bangkit dari tempat duduknya dan melangkah pergi. Meninggalkan aku yang hanya duduk diam dikursiku memandang cangkir kopiku dengan tatapan kosong.

Kuambil gelas kopiku dan menelan cairan yang ada didalamnya sampai habis. Lelah katanya? Justru aku yang lelah karena harus menghadapi laki-laki bodoh sepertimu. Kau yang berselingkuh dibelakangku, tapi kau bicara seolah-olah aku yang bersalah disini.

Kuambil tasku dan aku berjalan keluar café menyusuri jalanan yang mulai agak sepi karena jam sudah menunjukkan waktu 9 malam. Disaat kebanyakan orang sudah berada dialam mimpi dibalik selimutnya dirumah, aku masih disini. Di halte yang sudah sepi. Aku duduk malas di halte itu karena tiba-tiba hujan turun setelah aku keluar dari café.

Huh, ternyata langit menangis melihat keadaanku sekarang. Tapi kalau orang-orang berpikir aku patah hati, mereka salah besar. Aku memang baru putus dari pacarku, tapi aku sama sekali tidak sakit hati. Aku justru lega karena bisa terbebas dari laki-laki bodoh itu. Lagipula, aku berpacaran dengannya bukan karena aku suka. Sunhee-sahabatku- yang memaksaku berpacaran dengannya. Sunhee bilang dia kasihan melihatku yang tidak pernah jalan dengan laki-laki.

Tidak pernah pacaran juga bukan karena aku tidak laku. Justru sebaliknya. Banyak laki-laki yang ingin dekat denganku. Tapi aku yang menghindar. Hal yang paling aku benci didunia ini adalah makhluk barjenis laki-laki. Mereka menjijikan. Dimataku. Mereka selalu mengeluarkan kata-kata manis untuk merayu perempuan yang justru terdengar menjijikan ditelingaku. Mereka malah membuatku takut dengan segala tingkah laku mereka yang aneh dimataku. Satu-satunya laki-laki yang dekat denganku hanya kakak laki-laki ku. Ayahku? Jangan Tanya. Justru dialah sumber dari segala kejijikanku terhadap laki-laki.

Ayahku tidak ada. Bukan meninggal. Ayahku masih hidup. Bersama keluarga barunya. Ayahku mencampakkan keluargaku demi wanita murahan yang merupakan sekertarisnya dikantor. Menjijikan. Satu kata itu cukup untuk menggambarkan ayahku.

Aku menghentikan monolog ku dan berdiri saat melihat ada taksi. Kupanggil taksi itu untuk mengantarku pulang. Aku sudah lelah hari ini. Aku ingin tidur dikamarku yang hangat secepatnya dan bangun pagi besok karena ada jadwal kuliah pagi.

Woobin`s POV

“aku ingin kita putus! maaf, tapi aku tidak bisa lagi melanjutkan hubungan kita. Aku, aku sudah lelah. Aku.. aku minta maaf.”

Huh, sepertinya aku baru saja mendengar sesuatu yang seharusnya tidak kudengar. Kulihat laki-laki yang baru saja bicara itu berdiri dari tempat duduknya dan melangkah pergi. Meninggalkan seorang wanita yang hanya diam dikursinya.

Bukannya aku mau menguping, aku hanya tidak sengaja mendengarnya karena aku duduk tepat disamping meja mereka. Kualihkan sedikit kepalaku untuk melihat wanita yang baru saja ditinggalkan itu. Wanita itu diam saja dan sedikit menundukkan wajahnya. Tiba-tiba dia menegakkan wajahnya dan menegak isi gelas yang ada didepannya.

Dan aku langsung menyadari sesuatu. Wajah wanita ini, cantik. Cuma satu kata itu yang dapat kuberikan untuk mendeskripsikan wajahnya. Aku langsung memperhatikan wanita itu secara keseluruhan. Kulitnya putih, matanya besar. Tidak seperti orang korea yang dominannya bermata sipit. Bibirnya tipis dan berwarna merah. Tipe wanita yang tidak memerlukan polesan make-up terlalu banyak untuk membuatnya cantik. Kakinya jenjang seperti model-model. Ah, kalau dia berjalan-jalan didaerah Apgujong, pasti akan ada banyak para pencari bakat yang menawarinya untuk menjadi model. Dan dilihat dari wajahnya, aku yakin umur wanita ini tidak lebih dari 20 tahun.

Aku terbangun dari lamunanku saat wanita itu berdiri dan pergi dari café ini. Akupun baru sadar bahwa dari tadi yang kulakukan hanya memperhatikannya dan sama sekali tidak mendengarkan ocehan pria yang ada didepanku.

“woobin-a, kau dengar aku tidak? Dari tadi kau melamun terus. Kau mengabaikanku, huh?” ucap pria itu yang dari tadi hanya mengoceh tentang pacarnya.

“aku mau pulang. Bereskan sendiri urusanmu dengan kekasihmu. Jangan hanya mengoceh seperti ibu-ibu dihadapnku seperti ini.”ucapku seraya berdiri hendak meninggalkan temanku yang terbengong mendengar kata-kataku barusan.

Aku berjalan keluar dan sedikit berlari kearah mobilku karena hujan mulai turun tanpa ampun. Aku mulai memacu mobilku melewati halte yang ada didekat situ saat aku melihat wanita yang aku lihat di cafe tadi sedang duduk dihalte itu. Aku menghentikan mobilku dan memperhatikan wanita itu dari dalam mobil. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari wanita itu. Aku merasa ada perasaan aneh menghampiriku. Aku tidak tahu perasaan apa ini dan aku ingin mencari tahunya. Baru saja aku akan membuka pintu mobilku, wanita itu berdiri dan memanggil taksi yang lewat dan segera pergi dengan taksi tersebut.

Aku mengumpat karena gagal mendekati wanita itu. Akhirnya aku melajukan lagi mobilku menuju rumahku. Entah kenapa aku punya perasaan bahwa aku akan bertemu lagi dengannya.

Keesokan harinya…

dongguk university 8.30 am

ji-na`s POV

Aku melangkah gontai menuju kelasku pagi ini. Aku kurang tidur karena saat sampai dirumah semalam, aku baru ingat kalau ada tugas yang harus dikumpul hari ini dan aku belum selesai mengerjakannya. Sial, gara-gara laki-laki bodoh itu yang mengajakku bertemu hanya untuk memutuskanku, aku jadi lupa dengan tugasku.

Belum selesai aku bermonolog, seseorang mengapit leherku dari samping.

“morning, beauty.. OMO! Ada apa dengan wajahmu? Kau tidak tidur semalam? Lihatlah lingkaran hitam dibawah matamu itu. Parah sekali. Apa yang terjadi padamu? Kau bergadang? Bergadang itu tidak baik untuk kesehatan dan kecantikan kulitmu, tahu!” Cecar wanita yang mengapit leherku.  Sunhee. Sahabatku yang satu ini memang susah untuk menutup mulutnya walau hanya sebentar.

“lepaskan tanganmu, berat tahu. Aku kurang tidur karena harus menyelesaikan tugasku yang belum selesai. Kau cerewet sekali.” Ucapku sambil melepaskan tangan Sunhee dari leherku. Tiba-tiba kulihat dia memasang tampang aneh. Aku mengikuti arah pandangnya dan tahu apa penyebabnya. Shin won ho. Dia ada di depan sana sedang bercanda ria dengan seorang wanita yang aku tahu dialah alasan kenapa shin-begitu cara aku memanggilnya- memutuskanku semalam.

“ke..kenapa dia..” ucap Sunhee terbata-bata sambil melihat kearahku meminta penjelasan.

“kami putus semalam.” Hanya itu yang kukatakan pada Sunhee. Aku melihat diamenatapku meminta penjelasan lebih jauh saat aku juga melihat Mr. kris memasuki kelas yang akan kuhadiri pagi ini. Merasa aku terlambat karena Mr.kris memasuki kelas lebih dulu daripada aku, aku langsung pergi meninggalkan Sunhee yang masih menatapku.

“hei, kau harus memberi penjelasan padaku saat makan siang nanti.” Seru Sunhee. Ah, dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.

Afternoon, 12.30 pm

At a café near university

“jadi dia selingkuh dibelakangmu?!” seru Sunhee saat kami sedang makan siang di café langganan kami yang tidak jauh dari universitas. Aku sudah menceritakan tentang bagaimana Shin dan aku sampai bisa putus.

“iya. Aku sudah tahu sejak minggu kemarin. Tapi shin baru memutuskanku tadi malam.” Ujarku santai sambil menyesap moccachino yang kupesan.

“shin yang memutuskanmu? Kenapa? Kalau kau tahu di selingkuh, kenapa tidak langsung kau putuskan saja dia?”

“ah, aku cuma tidak mau kau mengomeliku karena metutuskannya lebih dulu seperti saat aku memutuskan ken sebelumnya.” Ucapku sambil mengingat kejadian waktu itu. Saat itu aku tahu kalau ken pacaran denganku karena aku anak pemilik kilton corp. salah satu perusahaan besar skala dunia yang bergerak dibanyak bidang. Yang membuatku menyandang status orang kaya dimata orang-orang.

“ah, maaf” Sepertinya Sunhee juga ingat kejadian waktu itu.

“maaf, lagi-lagi aku menjodohkanmu dengan lelaki yang salah. Maaf” ujar Sunhee dengan nada sedih dan raut wajah yang tampak menyesal.

“sudahlah. Kau tidak salah kok. Kau Cuma ingin aku mendapatkan laki-laki yang baik. Aku sangat berterimakasih atas perhatianmu itu.” . benar. sunhee tidak salah. Dia hanya ingin aku bisa bahagia meskipun keadaanku seperti ini.

Bukannya berlebihan, tapi sejak ayahku meninggalkan keluargaku, aku jadi sangat membenci laki-laki. Bukan Cuma menghancurkan keluarga, dia juga membuat ibuku dan kakakku menjauh. Ibu yang sakit hati setelah ditinggalkan, memilih menggantikan ayahku menjadi presdir di perusahaan yang diwariskan kakekku dari pihak ibuku untuk menyembuhkan sakit hatinya. Kakakku, sebagai satu-satunya laki-laki yang ada dikeluargaku sekarang, ditugaskan ibuku untuk mengurus perusahaan yang ada di newyork dan membuatnya jarang pulang ke korea. Ibu yang selalu sibuk pun selalu pulang larut atau bahkan tidak pulang kerumah sama sekali meniggalkanku sendirian.

Tapi bukan berarti aku adalah anak yang kesepian. Sunhee satu-satunya sahabat yang menemaniku dan mengerti tentang situasiku. Sunhee selalu ada sejak kami berteman di SMP kelas 3. Sunhee adalah anak pindahan waktu itu dan Dia satu-satunya yang berteman denganku tanpa melihat status sosialku yang lebih diperhatikan oleh orang lain untuk berteman denganku. Dengan umurku yang sudah menginjak 19 tahun, berarti kami sudah 5 tahun bersahabat. Dan aku bersyukur tentang itu.

“astaga! Sudah jam satu. Aku ada kelas setengah jam lagi.” Lamunanku buyar seketika mendengar suara Sunhee.

“kalau begitu, ayo kita kembali ke kampus.” Ucapku sambil menegak minumanku sampai habis sebelum berdiri mengikuti Sunhee yang sudah jalan duluan.

At university, 1.30 pm

Sebenarnya aku tidak ada kelas lagi. Tapi aku malas pulang cepat karena aku tahu kalau dirumah sudah pasti tidak ada siapa-siapa selain pelayan rumah. Aku memutuskan pergi ke perpustakaan dan menunggui Sunhee karena aku ingin pulang bersamanya. Mungkin mampir ke mall dan shoping sedikit bukan ide yang buruk.

Aku mengambil beberapa buku dan duduk di meja ujung dekat jendela untuk membaca buku. Tempat strategis menurutku agar tidak ada yang menggangu ku. Tapi percuma. Banyak orang yang melintas sambil sekali-sekali melirik kearahku. Situasi biasa. Aku mengalihkan pikiranku kearah buku dan mencoba berkonsentrasi untuk membacanya.

Woobin`s POV

Skripsi! Cuma itu yang ada dikepalaku sekarang. Aku sedang amat sangat sibuk untuk menyelesaikan skripsiku yang hampir deadline dan tidak punya waktu untuk mendengar ocehan sahabatku ini.

“aku melihatnya dengan jelas saat dia bermesraan dengan laki-laki itu tapi dia tidak mau mengaku kalau dia berselingkuh. Dan tiba-tiba dia meminta putus dariku. Wanita itu menyebalkan sekali. Hei! Kau dengar tidak, woobin-a?” oceh jongsuk tanpa henti dan mengabaikan ekspresiku yang sudah sangat dongkol mendengar ocehannya yang tidak ada akhirnya itu.

Aku memasuki perpustakaan. Tempat paling ampuh yang dapat menutup mulut sahabatku itu karena diperpustakaan dilarang berisik. Dan rencanaku berhasil. jongsuk langsung menutup mulutnya saat melihat petugas perpustakaan yang melotot kearahnya karena terganggu dengan suaranya yang tidak kecil itu.

Aku mengambil beberapa buku untuk referensi skripsiku dan memandang perpustakaan untuk mencari tempat yang bagus untuk belajar. Tiba-tiba pandanganku berhenti saat melihat sesuatu yang tidak asing lagi. Wanita itu!. Dia adalah wanita yang aku lihat semalam. Wanita yang baru saja diputusin oleh pacarnya dan wanita yang membuatku merasakan perasaan aneh yang sedang kurasakan lagi sekarang.

Karena penasaran, aku mengambil tempat duduk dimana aku bisa dengan leluasa melihat wanita itu tanpa dicurigai. Kecuali oleh sahabatku yang jeli ini.

“kau sedang memandangi jina,kan?”tanyanya

“siapa?” tanyaku pura-pura tidak tahu bahwa jongsuk baru saja menangkap basah aku sedang memandangi wanita itu. Apa namanya jina? Nama yang lucu.

“Jina. Wanita yang duduk diujung itu. Kau tidak bisa membohongiku, tuan Woobin. Jelas-jelas kau sedang memperhatikannya.”

“Kau kenal dengannya?” tanyaku mengabaikan pertanyaan Jongsuk.

“tentu saja. Siapa yang tidak kenal nona Han jina. Wanita paling cantik dan Wanita paling kaya di universitas ini. Dia anak dari pemilik Kilton corp. perusahaan raksasa yang bergerak dibidang hotel, bisnis perhiasan dan aksesoris terkenal. Juga bisnis mobil diluar negeri. Apa kau tidak tahu tentangnya? Ah, wajar saja. Karena yang ada didalam otakmu kan hanya belajar untuk meneruskan perusahaan keluarga saja. Tidak pernah tertarik dengan wanita..” ucap Jongsuk panjang lebar tanpa henti dengan suara yang agak dikecilkan karena mengingat ini adalah perpustakaan. Namun aku mendengarkannya dengan baik.

“ah, aku ganti pernyataanku. Kau tertarik dengan nona Jina.” Ujar jongsuk menambahkan. Aku hanya tersenyum simpul mendengar ucapannya barusan. Tertarik? Jadi perasaan aneh yang dari kemarin aku rasakan ini adalah perasaan tertarik? Dan melihatku tersenyum, Jongsuk makin kaget.

“oh. Astaga, Kim woobin. Kau tertarik? Dengan wanita? Astaga, apa ini tanda-tanda kiamat?” aku langsung menoyor kepala jongsuk yang menyebalkan. “enak saja” ujarku.

“habis, seorang woobin yang selama ini selalu dingin terhadap wanita sampai-sampai dijuluki ice prince, selalu menolak wanita yang menembaknya dan tidak pernah menunjukkan ekspresinya tiba-tiba tertarik dengan wanita? Ada apa ini? Apalagi yang disukai juga seorang yuki onna. Ckckck. Ada apa dengan dunia?” ucap jongsuk hiperbola.

yuki onna? Apa maksudmu?” tanyaku mulai tertarik dengan penjelasan jongsuk yang serba tahu. Jangan Tanya tentang gender jongsuk padaku. Didepan orang-orang dia terlihat seperti prince charming yang ramah pada semua orang. Tapi didepanku, jongsuk seperti ibu-ibu yang suka bergosip.

“dia tidak pernah tertarik dengan laki-laki. Bukan berarti dia berkelainan. Tapi dia terlalu menutup diri dari orang-orang disekitarnya. Cuma seorang wanita saja yang dekat dengannya. Sahabatnya sejak SMP. Bukan berarti juga dia tidak pernah pacaran, tapi kudengar semua laki-laki yang mendekatinya hanya mengincar hartanya saja. Menurutku itu yang membuatnya menutup diri. Tapi tetap saja dia adalah wanita paling cantik di kampus kita dan wanita yang paling diincar oleh hampir semua laki-laki di kampus kita. Wajah cantik, badan sempurna bak model, fashionnya yang selalu keren, dia idola kampus kita”tutur jongsuk. Aku mendengarkannya dengan seksama. Yuuki onna. Putri salju, eoh? Ini akan menjadi semakin menarik, pikirku.

ji-na’s POV

Aku bosan. Sangat. Aku menoleh jam ku sekali lagi dan melihat kalau kelas Sunhee akan berakhir 15 menit lagi. Tinggal sebentar lagi. Aku akan menunggu didepan kelasnya saja. Pikirku.

Aku membereskan barang-barangku dan hendak jalan keluar saat tiba-tiba ada yang menyapaku. Laki-laki. Tapi aku tidak kenal dengan orang ini.

Woobin’s POV

Aku masih mendengarkan penjelasan tentang Jina saat aku melihat Jina membereskan barang-barangnya dan hendak pergi. Tanpa sadar aku berdiri dan melangkah kearahnya.

“hai,” sapaku. Astaga. Apa aku terdengar seperti sedang merayunya. Aku bahkan merasa jijik sendiri dengan apa yang baru saja aku katakan. Aku bisa melihat Jina melihatku dengan bingung.

“eng.. ano.. etto..” ucapku gelagapan. Crap. Aku bahkan tidak tahu apa yang ingin aku sampaikan. Kenapa tadi aku berjalan ke arahnya? Tiba-tiba aku dengar suara riuh dari orang-orang disekitarku sambil menatap heran dan kaget kearah kami. Kaget? apa-apaan mereka? Kenapa mereka melihat kami seperti itu.

Sepertinya Jina juga menyadari tatapan orang-orang dang mendengus perlahan. Setelah itu dia mulai berjalan lagi melewatiku tanpa membalas sapaanku tadi atau bahkan menoleh kearahku. Dia hanya berjalan melewatiku tanpa mengacuhkanku dan keluar dari perpustakaan.

Aku hanya terbengong melihatnya. Dia mengacuhkanku? Dia mengacuhkan aku? Laki-laki yang paling digemari oleh seluruh wanita dikampus? Apa-apaan dia? Entah karena alasan apa, aku merasa emosiku mulai naik. Aku mengacuhkan Jongsuk yang entah bicara apa dan langsung keluar perpustakaan.

Aku langsung berjalan kearah parkiran saat tiba-tiba aku melihatnya. Lagi. Jina sedang bersama seorang wanita. Yang aku tebak adalah sahabat Jina yang jongsuk katakan tadi. Yang membuatku kaget adalah, Jina sedang tertawa. Tawa pertama yang kulihat sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Saat itu juga, aku merasa dunia berhenti berputar. Aku terpaku melihat tawanya. Cantik. Indah. Mengagumkan. Sekarang aku mengerti apa yang dikatakan Jongsuk tentang dia yang jadi incaran laki-laki. Karena aku melihat beberapa laki-laki di dekat situ sedang terpukau melihat Jina, sama seperti aku. Tiba-tiba aku jadi kesal karena Jina dilihat oleh laki-laki lain. Eh? Kenapa aku seperti sedang cemburu? Sial. Aku langsung masuk kedalam Ferrari hitamku dan memacunya pulang kerumah. Aku butuh mandi dengan air dingin untuk mendinginkan kepalaku yang panas entah karena alasan apa.

Pertemuan pertama itu yang harus selalu dikenang. Agar aku ingat mengapa aku begitu mencintaimu. Waktu itu, sekarang, kelak.

 

so, gimana readers? aku butuh comment nya nih. supaya aku tahu dimana aja aku salah. and sorry for the typo. wait for the next chapter, ok? RCL please

Leave a comment